PERCOBAAN HUKUM HOOKE


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pegas  menjadi benda yang sudah biasa bagi kita. Dalam sehari-hari kita sering memanfaatkannya baik untuk membantu memperingankan pekerjaan kita maupun diaplikasikan kedalam konsep lain. Misalnya sepeda motor, seandainya tidak ada pegas yang menopang kita, maka kita akan merasa tidak nyaman dalam menaiki sepeda motor tersebut ketika kita melewati jalanan yang tidak rata maupun berlubang. Penerapan pegas yang lainnya seperti terdapat pada standar sepeda, tanpa ada pegas pada standar sepeda maka standar tidak akan kembali lagi ke posisi vertikal. Dan masih banak lagi aplikasi pegas dalam kehidupan sehari-hari kita.
Ketika suatu pegas di tarik lalu kita lepaskan  maka pegas akan kembali lagi ke bentuk atau posisi semula dan hal inilah yang di maksud dengan gaya pegas. Pegas juga memiliki sifat yang unik, yaitu sifat elastis. Untuk lebih mendalami tentang pegas, kita akan menguraikannnya dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hubungan pertambahan gaya pada pegas?
2.      Bagaimana cara menentukan konstanta pegas?
3.      Mengapa percobaan dilakukan lebih dari 1 kali variasi data?
4.      Apakah percobaan menghasilkan angka yang konsisten?


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Landasan Teori
Robert Hooke pada tahun 1676, mengusulkan suatu hukum fisika menyangkut pertambahan panjang sebuah benda elastik yang dikenai oleh suatu gaya. Menurut Hooke, pertambahan panjang berbanding lurus dengan gaya yang diberikan pada benda. Secara matematis, hukum Hooke ini dapat ditulis sebagai berikut :
F=-k x
Dengan
F = gaya yang bekerja (N)
k = konstanta gaya (N/m)
x = pertambahan panjang (m)
Tanda negatif (-) dalam persamaan menunjukkan berarti gaya pemulih berlawanan arah dengan perpanjangan.
”jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas,pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya”.
Pernyataan ini dikemukakan oleh Robert Hooke, oleh karena itu, pernyataan di atas dikenal sebagai Hukum Hooke.Untuk menyelidiki berlakunya hukum hooke, kita bisa melakukan percobaan pada pegas. Selisih panjang pegas ketika diberi gaya tarik dengan panjang awalnya disebut pertambahan panjang( l).
Seperti kita menyelidiki sifat elastisitas bahan, kita juga mengukur pertambahan panjang pegas dan besarnya gaya yang diberikan.Dalam hal ini,gaya yang diberikan sama dengan berat benda = massa x percepatan gravitasi.


1.Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampang (A)
      Gaya luar (F)
Tegangan (σ) =
    Luas permukaan (A)

 

Besarnya tegangan yang dialami
oleh benda tersebut adalah

Tegangan adalah besaran skalar dan memiliki satuan Nm-2 atau Pascal (Pa).Berdasarkan arah gaya dan pertambahan panjangnya (perubahan bentuk),tegangan dibedakan menjadi 3 macam,yaitu tegangan rentang,tegangan mampat,dan tegangan geser.


2. Regangan
Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang ΔL dengan panjang awalnya L.
    Pertambahan panjang (l)
Regangan (e) =
    Panjang mula-mula(lo)

 

Besarnya regangan yang dialami
oleh benda tersebut adalah

Karena L sama-sama merupakan dimensi panjang, maka regangan tidak mempunyai satuan (regangan tidak mempunyai dimensi). Regangan merupakan ukuran perubahan bentuk benda dan merupakan tanggapan yang diberikan oleh benda terhadap tegangan yang diberikan.



3. Modulus Elastisitas
Ketika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda,maka ada kemungkinan bentuk sebuah benda berubah. Secara umum, reaksi benda terhadap gaya yang diberikan dicirikan oleh suatu besaran yang disebut modulus elastik.
Jika hubungan antara tegangan dan regangan dirumuskan secara matematis, maka akan diperoleh persamaan berikut :
                        Tegangan (σ)
Modulus elastisitas  (E) =
                        Regangan (e)

F
A                Flo
E =                  =
l              Al
lo

 




Sehingga



Ini adalah persamaan matematis dari Modulus Elastis (E) atau modulus Young (Y). Jadi, modulus elastis sebanding dengan Tegangan dan berbanding terbalik Regangan.
Ketika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda,maka ada kemungkinan bentuk sebuah benda berubah. Secara umum, reaksi benda terhadap gaya yang diberikan dicirikan oleh suatu besaran yang disebut modulus elastik.

B.     Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sifatnya masih sementara dan masih lemah serta perlu pembuktian lebih lanjut. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1) Semakin besar gaya yang diberikan kepada sebuah pegas maka semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut. 2) Konstanta pegas dapat ditentukan dengan membagi gaya pada suatu pegas dengan pertambahan panjang pada pegas tersebut. 3) Pada percobaan ini diperlukan 1 variasi data karena konstanta pegas bergantung kepada besar kecilnya gaya dan pertambahan panjang pada pegas tersebut. 4) Percobaan akan menghasilkan angka yang konsisten apabila yang dilakukan percobaan itu adalah konstanta pegasnya.


BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    Alat dan bahan
-Laptop
-Aplikasi hookes-law_in

B.     Definisi operasional variable
1). Variable Bebas
Gaya F(N) dapat dimanipulasi dengan cara mengubah-ubah nilainya mulai dari 4 N, 6 N, 10 N, 12 N, 26 N, 32 N, 39 N, 49 N, 70 N dan 82 N. Besar beban (dari pertambahan gaya yang diukur menggunakan pegas elektronik). Gaya diketahui dari penentuan masing-masing kelompok.
2). Variabel Terikat
Perpanjangan ∆x atau pertambahan panjang pegas pada setiap gaya yang diberikan, dapat diketahui apabila telah menceklis kotak nilai. Maka, nilai perpanjangan ∆x akan muncul pada pertengahan pegas tersebut.
3). Variabel Kontrol
F
∆x

Konstanta pegas adalah penentuan awal sebelum gaya. Konstanta pegas bernilai tetap dan nilai gayanya disesuaikan dari simulasi nilai di variable bebas. Kemudian nilai perpanjangannya akan muncul dengan sendirinya. Ketika mengetahui nilai F(N) dan ∆x (m), lalu ingin mengetahui nilai konstanta pegas dapat dilakukan dengan analisis perhitungan berikut :


C.     Langkah Kerja
1.      Siapkan laptop, computer, notebook atau semacamnya
2.      Buka file aplikasi hookess-law-in
3.      Saat filenya sudah terbuka pilih bagian pengantar diantara ketiga pilihannya (pengantar, system dan energy)
4.      Setelah menunggu beberapa detik akan muncul gambar pegas lalu klik semua kotak yang ada di aplikasi (gaya yang dikenakan, gaya pegas, perpindahan, posisi setimbang dan nilai).
5.      Setelah di klik, tentukan konstanta pegas 500 N/m
6.      Mulailah percobaan pegas
7.      Lalu gunakan gaya di atas angka nol dan pilihlah gaya sesuai yang diinginkan dan tulis perpanjangannya.
8.      Dan yang terakhir catat hasil analisis tersebut pada sebuah kertas dengan format tabel hasil analisis.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil dan Analisis
1.      Hasil Pengamatan
F(N)
∆x(m)
0.008
4
0.012
6
0.02
10
0.024
12
0.052
26
0.064
32
0.078
39
0.098
49
0.14
70
0.164
82


2.      Analisis Data
Mencari nilai konstanta
Data 1
F : ∆x = 4 : 0,008 = 500 N/m
Data 2
F : ∆x = 6 : 0,012 = 500 N/m
Data 3
F : ∆x = 10 : 0,020  = 500 N/m
Data 4
F : ∆x = 12 : 0,024 = 500 N/m
Data 5
F : ∆x = 26 : 0,052 = 500 N/m
Data 6
F : ∆x = 32 : 0,064 = 500 N/m
Data 7
F : ∆x = 39 : 0,078 = 500 N/m
Data 8
F : ∆x = 49 : 0,098 = 500 N/m
Data 9
F : ∆x = 70 : 0,140 = 500 N/m
Data 10
F : ∆x = 82 : 0,164 = 500 N/m
      Luas daerah di grafik
Luas = k. ∆x Sama dengan F = -k. x
        = 500. 0,008 = 4 N
B.     Pembahasan
Pada percobaan tentang Hukum Hooke pada pegas, kami mencari nilai konstanta pegas. Pada data pertama diketahui bahwa F = 4 N dan ∆x = 0,008 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Pada data kedua diketahui bahwa F = 6 N dan ∆x = 0,012 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Pada data ketiga diketahui bahwa F =  10 N dan ∆x = 0,020 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Pada data keempat diketahui bahwa F = 12 N dan ∆x = 0,024 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Pada data kelima diketahui bahwa F = 26 N dan ∆x = 0,052 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Pada data keenam diketahui bahwa F = 32 N dan ∆x = 0,064 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Pada data ketujuh diketahui bahwa F = 39 N dan ∆x = 0,078 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Pada data kedelapan diketahui bahwa F = 49 N dan ∆x = 0,098 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Pada data kesembilan diketahui bahwa F = 70 N dan ∆x = 0,140 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Dan pada data kesepuluh diketahui bahwa F = 82 N dan ∆x = 0,164 m, maka konstanta pegas yang didapat adalah 500 N/m. Pada percobaan ini menghasilkan nilai konstanta pegas yang konsisten. Semakin besar gaya yang diberikan kepada sebuah pegas maka semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut.
Pada percobaan daerah grafik, luas daerah grafik dicari dengan persamaan :
Luas = k. ∆x
 Berdasarkan hukum Hooke ini dapat ditulis sebagai berikut :
F=-k x


BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Semakin besar gaya yang diberikan kepada sebuah pegas maka semakin besar pertambahan panjang pegas tersebut
2.      Konstanta pegas dapat ditentukan dengan membagi gaya pada suatu pegas dengan pertambahan panjang pada pegas tersebut.
3.      Pada percobaan ini diperlukan 1 variasi data karena konstanta pegas bergantung kepada besar kecilnya gaya dan pertambahan panjang pada pegas tersebut.
4.       Percobaan akan menghasilkan angka yang konsisten apabila yang dilakukan percobaan itu adalah konstanta pegasnya.
5.      Luas daerah grafik sama dengan nilai besar gaya
6.      Nilai konstanta pegas akan bernilai tetap, apabila pada saat mencari nilai perpanjangan, menggunakan nilai konstanta pegas yang tetap.
7.      Mencari luas grafik menggunakan dasar hokum hooke





Daftar pustaka
           tesis Jamaluddin
               erwinrohadi.blogspot.co.id/2012/06/hubungan-antara-gaya-pegas-konstanta.html?m=1



Comments